Dasar-Dasar Jurnalistik Online |
Dasar-Dasar Jurnalistik Online secara
lengkap diulas pakarnya dari Birminghham University, Paul Bradshaw.
Di blog pribadinya, Online Journalism
Blog, Bradshow menyebutkan dasar-dasar jurnalistik online terangkum dalam
singkatan BASIC:
1. B = Brevity
2. A = Adaptability
3. S = Scannability
4. I = Interactivity
5. C = Community and Conversation
1.
Brevity, Ringkas
Jurnalisme Online hendaknya menyajikan
berita secara ringkas. Audience kini membaca 25 % lebih pelan dan kurang dari
28 % isi berita.
Media online harus berbasis pada tulisan
“satu ide per paragraf” (singkat, padat dan jelas).
Video durasi tiga menit bahkan kini dirasa terlalu lama (efektifitas bandwitch).
2.
Adaptability
Jurnalis atau media online harus
menyajikan berita yang sesuai dengan media yang digunakannnya (internet &
website).
Jurnalistik Online bisa menyajikan berita
dalam bentuk multimedia. Karenanya, jurnalis online harus beradaptasi dan
menguasai dasar-dasar HTML, memahami fungsi dan penerapan link atau hyper text
, audio slideshows, animation, flash interactivity, microblogging/ Text/ email
alerts (Twitter), forums, wikis, social networking , polls, surveys, live chats
, dll.
3.
Scanability
Naskah atau teks berita online hendaknya
mudah dipindai (scannable) sehingga mudah dibaca dan dipahami.
Audiens lebih berorientasi pada isi
pesan. Sebanyak 95% pengguna web atau pengujung situs berita melihat judul
(headlines), subjudul (subheadings), dan tautan (links).
Dua kata kata pertama atau alinea
pertama, yakni teras berita (news lead),
setelah judul sangatlah penting untuk menarik minat baca pengunjung.
Sajian naskah (teks) di media online
atau situs berita, termasuk blog dan email, hendaknya rata kiri, paragraf
pendek (maksimal lima baris), ada jarak antar-alinea, dan menggunakan
highlights.
4.
Interactivity
Interaktivitas dalam jurnalistik online
adalah ” it is about giving the user control”. Memberikan kendali kepada
pembaca.
Dalam media online, pengguna (pembaca)
tidak pasif, tetapi juga aktif, sehingga bisa terjadi interaksi antara pembaca
dengan redaksi, sesama pembaca, share, comments, bahkan koreksi.
Media online (situs berita, media siber)
sebagai medium publikasi karya jurnalistik mengandung mekanisme feedback
melalui kolom komentar, share media sosial, dan links.
Wartawan online harus siap dengan hal
baru dalam dunia jurnalistik ini. Komunikasi massa dalam konteks jurnalistik
online tidak lagi satu arah (one way communications), tapi dua arah dengan
repons atau feedback realtime (saat itu juga).
Situs berita yang tidak memberi ruang
kepada pembaca untuk “share and comments” tidak akan disukai. Akan tinggalkan.
5.
Community & Conversation
Era jurnalistik/media online saat ini
dikenal juga dengan era Web 2.0, yakni era situs web yang mudah digunakan dan
diadopsi oleh user.
Media internet membiarkan audience
(viewer) menjadi pengguna (user). Sama
dengan prinsip interaktivitas, di media online pembaca dapat komen sebuah
berita atau membagikannya di media sosial, forum, dan lainnya.
J-Online
Skills: Keterampilan Jurnalis Online
Wartawan Media Online Harus
SerbabisaPrinsip atau dasar-dasar jurnalistik online di atas membuat jurnalis
online harus memiliki keterampilan (skills) atau keahlian (expertise) lebih
dari sekadar bisa menulis atau wawancara (liputan).
Wartawan hanya bisa menulis berita dan
wawancara adalah masa lalu (zaman old).
Wartawan zaman now atau wartawan modern
masa kini hendaknya memiliki keterampilan tambahan terkait internet atau media
online.
“But in this time of multimedia
storytelling, software skills matter, too,” tulis Poynter.
Hasil survei yang dirilis Advancing The
Story menyebutkan, keterampilan yang wajib dimiliki wartawan online antara lain
sebagai berikut:
1.
Writing
or Editing Scripts
2.
Project
Management
3.
Blogging
4.
User
Interface Design/Photo Shooting (tie)
5.
Video
Production
6.
Staff
Organization/Administration
7.
Story
Combining/Shortening
8.
Reporting
and Writing Original Stories
9.
Photo/Image
Editing