Para penggemar
tahu harus ekstra hati-hati dalam memilih makanan kegemarannya. Sebab kalau
tidak hati-hati, tahu yang tiap hari kita konsumsi itu akan meracuni tubuh kita
dengan formalin. Formalin adalah metanal (formaldehida, H.CO.H) yang dilarutkan
dalam air dengan kadar 40%. Memiliki sifat mematikan bakteri dan mengawetkan,
hingga banyak digunakan sebagai zat antiseptik dan desinfektan. Dalam kehidupan
sehar-hari, formalin sering digunakan untuk mengawetkan jenasah serta bahan
organik di laboratorium.
Sebenarnya
formalin tidak pernah direkomendasikan
oleh Departemen Perindustrian maupun Departemen Kesehatan untuk mengawetkan bahan pangan. Tetapi karena bahan ini sangat murah dan mudah diperoleh, para pelaku industri pangan banyak yang memanfaatkannya untuk mengawetkan bahan makanan. Salah satu bahan pangan yang sering diawetkan dengan formalin adalah tahu. Sebab bahan pangan ini akan cepat sekali rusak dalam suhu kamar di ruang terbuka. Dengan formalin, tahu bisa tetap dalam kondisi baik sampai beberapa hari.
oleh Departemen Perindustrian maupun Departemen Kesehatan untuk mengawetkan bahan pangan. Tetapi karena bahan ini sangat murah dan mudah diperoleh, para pelaku industri pangan banyak yang memanfaatkannya untuk mengawetkan bahan makanan. Salah satu bahan pangan yang sering diawetkan dengan formalin adalah tahu. Sebab bahan pangan ini akan cepat sekali rusak dalam suhu kamar di ruang terbuka. Dengan formalin, tahu bisa tetap dalam kondisi baik sampai beberapa hari.
Namun formalin
tidak direkomendasikan sebagai pengawet bahan pangan, karena potensial
menimbulkan gangguan kesehatan terutama gangguan hati atau lever. Sementara
tahu yang diawetkan dengan formalin, rasanya juga akan berubah. Para pengusaha
tahu, biasanya melakukan pengawetan dengan mencampurkan formalin pada waktu
proses produksi, atau pada air untuk merendam produk jadi. Pada cara pertama,
akan banyak formalin yang terserap oleh tubuh konsumen. Sementara para cara
kedua kadar formalin yang ikut termakan relarif kecil. Namun pengawetan bahan
pangan ini dengan formalin tetap bisa membahayakan kesehatan.
Ciri khas tahu
yang menggunakan formalin adalah, kalau digoreng, bagian yang kering akan
mengeras dan liat. Sementara tahu tanpa bahan pengawet, kalau digoreng bagian
yang kering akan renyah atau tetap empuk. Perhatikan teksturnya, tahu yang
bebas formalin akan terasa padat. Baunya juga tidak asam dan bebas dari lender.
Tahu yang baik adalah tahu yang tidak bisa bertahan hingga 12 jam. Jadi jika
Anda menyimpan tahu dalam lemari es misalnya selama lebih dari 12 jam tersebut,
maka sebaiknya Anda tidak memakannya.
Industri tahu
yang tidak menggunakan bahan pengawet masih cukup banyak. Industri skala kecil
dan besar, kebanyakan tidak menggunakan bahan pengewet. Sementara satu dua
industri menengah yang menggunakan bahan pengawet. Untuk kepastiannya,
Departemen Perindustrian atau Pemkab/Pemkot harus melakukan pengawasan secara
ketat.
Tahu murni
sebenarnya juga tidak akan cepat mengalami kerusakan, apabila tetap terendam
air atau telah digoreng. Tahu merupakan bahan pangan berasal dari kedelai atau
kacang hijau. Tahu dari bahan baku kacang hijau lebih tinggi harganya dibanding
yang dari bahan kedelai. Kalau pelaku industri tempe lebih memilih bahan baku
kedelai impor yang ukuran bijinya besar-besar, maka industri tahu justru
sebaliknya. Mereka lebih memilih kedelai lokal karena rendemennya lebih tinggi
dibanding kedelai impor.