Bakso
merupakan salah satu makanan favorit masyarakat di Indonesia. Begitu mudahnya
kita menemukan warung-warung bakso di pinggir-pinggir jalanan maupun yang
dijajakan dengan gerobak dorong keliling kampung-kampung. Hal ini membuat
persaingan pasar pedagang bakso menjadi sangat ketat.
Ketatnya
persaingan pasar bakso dan mahalnya bahan dasar membuat beberapa
penjual bakso bertindak hal-hal yang pada dasarnya malah merugikan konsumen. Tindakan penjual atau pembuat bakso yang malah berbahaya bagi konsumen adalah dengan mencampuri bahan pembuatan bakso dengan boraks. Bisa jadi tindakan ini karena ketidaktahuan penjual bakso akan bahaya boraks, atau bisa pula memang pedagang yang tidak mau tahu urusan kesehatan konsumen.
penjual bakso bertindak hal-hal yang pada dasarnya malah merugikan konsumen. Tindakan penjual atau pembuat bakso yang malah berbahaya bagi konsumen adalah dengan mencampuri bahan pembuatan bakso dengan boraks. Bisa jadi tindakan ini karena ketidaktahuan penjual bakso akan bahaya boraks, atau bisa pula memang pedagang yang tidak mau tahu urusan kesehatan konsumen.
Boraks membuat
makanan menjadi kenyal, sehingga sensasi memakan bakso lebih enak bagi konsumen
yang tidak tahu. Bagi pedagang sendiri, boraks membuat bakso menjadi lebih awet
dan tidak mudah basi sehingga bisa menekan kerugian.
Sebagai konsumen kita perlu berhati-hati dalam memilih makanan
termasuk juga saat memilih warung bakso. Mungkin sesekali selama setahun makan
bakso boraks tidak masalah bagi tubuh kita, karena tubuh masih mampu
meregenerasi efek buruk zat boraks. Namun jika berulang kali maka akan menjadi
masalah. Oleh sebab itu perlu kiranya sobat bolejuga.com untuk dapat membedakan
mana bakso yang mengandung boraks dan mana yang tidak.
Untuk mengetahui
dan membedakan mana bakso boraks dan yang bukan, kita dapat melihatnya dan
menelitinya dari segi-segi berikut ini :
Bakso yang
mengandung boraks warnanya agak terang dan agak menyerupai karet, agak
kekuningan. Sedangkan yang tidak mengandung boraks warnanya cenderung gelap.
Namun cara ini memerlukan kejelian dalam melihatnya.
2. Bau
Bau bakso yang
tidak mengandung boraks tercium bau daging yang cukup kentara. Sedangkan bakso
boraks kurang tercium aroma dagingnya, malah lebih tercium aroma bahan kimia.
3. Kekenyalan
Bakso boraks
biasanya sangat kenyal seperti karet. Jika ditekan dengan karet sangat kenyal.
Saat ditken dengan jari kuat-kuat sangat keras dan tidak mudah pecah. Sedangkan
bakso yang tidak mengandung boraks empuk ditekan dan mudak retak dan terbelah
jika ditekan kuat-kuat dengan dua jari.
4. Daya pantul
Bakso boraks
menjadi seperti karet, sehingga bila kita jatuhkan akan memantul seperti bola
karet. Bakso borak jika dijatuhkan akan memantul beberapa kali, sedangkan yang
tidak ber boraks hanya memantul lalu menggelinding.
5. Rasa
Bakso borak
rasanya mengandung rasa sedikit pahit.
6. Serat bakso
Saat kita coba
tekan keras keras dengan dua jari sampai terbelah, bakso yang tidak ber boraks
terlihat adanya serat-serat bakso. Bakso boraks cenderung sebaliknya.
1. Bakso
yang tidak mengandung pengawet berbahaya umumnya hanya tahan satu hari di dalam
suhu konstan. Masa pakainya begitu pendek mengingat bakso termasuk makanan
basah yang memang berkarakter cepat busuk.
2.
Bakso
yang mengandung boraks atau formalin akan berwarna lebih putih dan mengeluarkan
bau tidak alami. Sementara bakso 'murni', bagian luarnya berwarna abu-abu
seperti daging rebus dan dalamnya berwarna kemerahan.
3. Begitu
digigit, bakso yang mengandung boraks akan kembali ke bentuk semula.
4. Bakso
yang mengandung boraks dan formalin akan terbebas dari hinggapan lalat. Kucing
pun enggan menyantapnya